Senin, 29 Maret 2010

Cewek & Cerewet...

Cewek tuh cerewet, liat aja julukan-julukan terkenal macam ‘tante cerewet’, ‘istri bawel’, ‘cewek ceriwis’, dan segudang julukan lain yang bersinonim dengan kata cerewet, seringkali nempel pada makhluk bernama cewek, jarang banget kata itu nempel pada cowok. Eit….meskipun ada lho kemungkinan kata-kata itu nempel pada cowok, hehe….. Tapi berhubung kolom ini dikasih nama cewe banget, kita anggap aja asumsi di atas itu benar, meskipun pada kenyataannya ya….emang bener juga sih (lho kok..?? ga boleh protes lho, ntar kumat cerewetnya hehe).Kata ‘cerewet’ sering diartikan sebagai ‘banyak bicara’, ‘banyak omong’, ‘berisik’, ‘sok tahu’ dan lain-lain. Misalnya orang yang mo beli bakso, bilang ke penjualnya “Pak, beli bakso satu porsi, ga pake sambel dan saos, mienya yang kuning doank, pake somay, jangan terlalu panas, tapi ga pake pentol dan tolong dikirim via email ya Pak!” Glodaks!! Waduh, yang begini ini neh, betul-betul cerewets (bentuk jamak, saking cerewetnya). Kalau lihat ini doank, pasti dalam benak kamu, kata ‘cerewet’ punya arti yang minus, miring, jelek, pokoknya kamu bakalan mengeluarkan berbagai jurus penolakan bila kamu diberi sebutan ‘cerewet’.
Sebenarnya neh, boleh-boleh aja kok kita cerewet, bahkan terkadang kita kudu cerewet. Eit, bagi kalian yang biasa cerewet, jangan keburu merasa senang ya. Gini lho, dalam hal-hal tertentu bahkan kita diwajibkan untuk cerewet. Misalnya kita disuguhi makanan yang kelihatannya super enak, kita ga boleh asal sekrop aja makanan itu. Apalagi kalau stempel halal belum benar-benar “nempel” di hidangan itu. Kita wajib “cerewet”, dalam artian cari tahu, apa saja sih komposisi dari makanan itu, apalagi kalo kita ke restoran yang levelnya internasional. Tahu kan restoran internasional itu apa? Itu-tuh, restoran kopi tubruk. Hehe. By the way, kita kudu selidiki lho, dagingnya daging apa, kita ga mau kan kalo disuguhi daging dinosaurus. Terus apa ada zat-zat yang ga bagus buat tubuh dan lain-lain. Nah, ini adalah cerewet yang baik. Dieng!!
Demikian pula dengan berbagai macam hal yang terjadi di lingkungan kita. Kita sebagai cewek seharusnya bias peduli dengan kejadian di sekitar kita, biar kita tak dibilang katrok. Dalam QS Al-Imron : 104 disebutkan “Dan hendaknya ada di antara kamu segolongan umat yang menyerukan pada kema’rufan, mengajak kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran. Dan mereka itula orang-orang yang beruntung”
Jadi, dari sini kita tahu bahwa kita disuruh untuk ‘cerewet’ bila ada kemungkaran, yaitu dengan saling ngingatkan dan menyerukan kebenaran. So, kalo ada teman kita yang salah, kita kudu kasih tahu ke dia apa salahnya dan gimana sih yang bener. Jangan hanya nyalahin doang atuh neng. Soal ngingatkan ini tidak dibatasi pada teman saja lho, bahkan jika pemerintah kita salah dalam ambil kebijakan pun, kita juga wajib untuk ngingatkan atau ngkritik.
Caranya dapat dilakukan dengan menulis opini di koran, ikut aksi damai untuk ngingatkan pemerintah dan lain-lain. Waduh mbak, masak cewek berpolitik? Eit, jangan salah, berpolitik itu artinya sadar akan urusan masyarakat, kalau kita ga “cerewet” dan ga peduli dengan urusan masyarakat, padahal kita termasuk bagian dari masyarakat, bagaimana kalau masyarakat itu rusak? Hayoo....apa kita mau jadi rusak juga? Emoh dunk Mbak?? Apalagi Allah memang memerintahkannya kepada manusia untuk saling mengingatkan dalam kebenaran, tanpa ada batasan cewek atau cowok.Karena kita tuh muslimah, maka standar ber-‘cerewet’, baik itu mengkritik, berpendapat dan lain-lain juga kudu kita sandarkan pada Islam. Bagaimana Islam ngaturnya? Gampang kok, disesuaikan dengan Al-Quran dan As-sunnah.Lalu, bagaimana cara menyampaikan opini kita sesuai dengan pandangan Islam? Allah SWT berfirman, ”Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (TQS. An Nahl: 125).Intinya, sampaikan ke-cerewet-an dengan cara yang ikhsan, yang benar dan kudu ikhlas karena Allah Ta’ala, agar orang lain itu bisa nerima kritikan atau saran kita dengan legowo, dan bukan sebaliknya. Ok, gals, yuuk kita ber-cerewet dengan cara yang benar! (hay).

0 komentar: