Sabtu, 07 Agustus 2010

MARHABAN YA RAMADHAN


Ramadhan merupakan satu bulan mulia yang senantiasa ditunggu, bulan dimana umat islam menjalankan  ibadah puasa sepanjang bulan itu. Tatkala Ramadhan datang menjelang, Rasulullah SAW menyambut dengan ucapan :” marhaban bil-muthahhir”, artinya, “selamat datang wahai pembersih”. Sahabat yang mendengar bertanya,“Wamal muthahhiru ya Rasulullah?,(siapakah yang dimaksud pembersih itu,wahai Rasulullah?)”. Rasulullah SAW menjawab “al-muthahhiru syahru Ramadhana, yuthahhiruna min dzunubii wal ma’ashiy (pembersih itu adalah Ramadhandia membersihkan kita dari dosa dan ma’shiyat). Bersih (diri dan jiwa) adalah bukti ketaqwaan seseorang. Puasa (shaum) merupakan ibadah khusus dalam bulan Ramadhan, niscaya sangat berperan membersihkan diri pelakunya (shaimin), manakala bisa menerapkan sikap dan amalan-amalan terpuji tadi. Bimbingan Allah Subhanahu Wa Ta’ala, jelas menyebutkan di dalam                           

Al Quranul Karim, yang artinya ;

”Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu
berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang
sebelum kamu (pengikut Taurat dan Injil) agar kamu
bertaqwa (tetap terpelihara, bersih dari dosa dan
makshiayat)”. (QS.2, al Baqarah,ayat 183).

Pada hakekatnya semua ibadah (termasuk puasa) adalah pembuktian seorang apakah  ia benar beriman dan mampu bersyukur (berterima kasih) kepada Allah yang telah menjadikan dirinya, menyiapkan kehidupan baginya dan menyediakan segala sesuatu keperluannya untuk hidup ini. Dengan demikian haruslah dipahami bahwa umumnya ibadah (diantaranya puasa) sesungguhnya bukti nyata kesiapan seseorang dalam melaksanakan perintah-perintah Allah dengan jujur. Kejujuran kepada Allah tampak secara pasti pada kesediaan melaksanakan imsak (menahan) nafsu dari makan, minum, bersebadan (sanggama) suami istri di siang hari (sejak mulai imsak hingga datangnya waktu berbuka), juga kesediaan menunaikan semua aturan-aturan berkenaan dengan ibadah yang tengah dilakukan itu. Puasa dibulan Ramadhan tidak sekedar hanya menahan makan dan minum dalam pengertian umumnya. Lebih khusus lagi melatih  agar tidak bertindak tidak senonoh dan kurang terpuji seperti bersuara keras, berbohong, memperkatakan orang (bergunjing), menyakiti perasaan orang lain. Inilah yang senantiasa diingatkan, maka bulan puasa dijadikan arena pelatihan fisik dan kejiwaan. Ibadah puasa adalah ibadah besar yang tegolong kepada jihadun-nafs (pembentukan watak) sabar, setia, taat, dan sifat utama lainnya, sesuai bimbingan Rasulullah SAW;

 

“Man shaama Ramadhana Imanan wah tisaaban, ghufira

lahu maa taqaddama min dzanbihi” (Al Hadist).

Artinya,”Siapa saja yang melaksanakan puasa (shaum) Ramadhanan dengan iman dan ihtisab (perhitungan-perhitungan menurut syarat-syarat puasa, memelihara segala aturan-aturan puasa), maka di  ampuni dosa-dosanya terdahulu”

Hmm… ^.^ inilah suatu kesempatan besar yang di janjikan kepada setiap orang yang menunaikan badah puasa didalam Ramadhan, semoga kita semua sempat melaksanakan dan merasakan nikmatnya tahun ini. Amin…(rzk)

0 komentar: