Selasa, 18 Agustus 2009

Berprestasi di Bulan Ramadhan

Ramadhan adalah kewajiban bagi seluruh umat Islam sedunia. Sesuai dengan firman Allah dalam Surah Albaqarah ayat 183 yang artinya: “Hai orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa”. Tentunya di setiap negara akan melaksanakan ibadah ramadhan dengan cuaca dan jarak waktu yang berbeda.
Puasa bukan penghalang umat manusia untuk berprestasi dalam setiap bidang. Justru dengan datangnya bulan suci ini kita semakin termotivasi dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Semua itu atas dasar iman mencari ridho Allah SWT. Nabi Muhammad SAW bersabda: “Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan dasar iman dan mencari pahala dan Ridho Allah. Allah mengampuni dosa-dosanya yang telah lewat” (HR. Bukhari-Muslim).
Banyak prestasi yang gemilang yang diraih Rasulullah di saat bulan Ramadhan, antara lain:
  • turunnya wahyu pertama di Gua Hira,
  • perang Badar yang dimenangkan kaum muslimin,
  • mulainya diwajibkan zakat fitrah, yaitu tahun kedua hijriah,
  • pada tahun ke-9 Hijriyyah di bulan Ramadhan utusan Thaif datang ke Madinah untuk menyatakan diri masuk Islam di hadapan Rasulullah.
Dan tentunya masih banyak prestasi lainnya yang diraih Rasulullah saat beliau menjalankan ibadah Puasa.
Kita yang hidup serba modern, segala infrastruktur selalu ada semestinya prestasi kita harus seimbang. Dari hari ke hari, sepanjang masa selalu terdengar orang Islam dapat prestasi yang gemilang. Kita sering salah mengartikan bahwa zaman modern harus dekat dengan kemaksiatan, liberalisasi tanpa panduan Islam, bahkan sampai masuk di area kekufuran. Semua itu berjalan secara pelan-pelan namun pasti. Sehingga kita melemah di masalah aqidah, muammalah, ibadah, syariah, serta ukhuwah (persaudaraan). Yang sering menjadi pertanyaan dalam hati kita adalah: Kapan Islam akan berjaya kembali? Darimana kita mula memperbaiki kondisi yang sudah parah ini? Kita harus optimis atas lindungan Allah SWT. Mulailah kebaikan itu dari kita sendiri, bergabunglah dengan orang-orang sholeh yang mempunyai salimul aqidah sholikhul ibadah. Dengan terus mengikuti tahapan-tahapan perbaikan yang jelas.
Di bulan suci Ramadhan adalah bulan tarbiyah, jihad, dan ukhuwah. Kita harus mampu berubah menuju islam yang kaffah. Ikhlas meninggalkan kemungkaran meskipun sangat berat. Rela berkorban dengan harta, waktu, bahkan jiwa sekalipun. Orang-orang yang berprestasi tidak dibatasi dengan umur, waktu, maupun status sosial kehidupan.
Shaum wajib adalah menahan diri dari segala yang membatalkan dari terbit fajar hingga terbenam matahari, dengan niat shaum semata-mata karena Allah, karena iman kepada-Nya, kitab-Nya, Syariat-Nya, serta karena ikhlas beramal kepada-Nya. Keutamaan shaum Ramadhan adalah:
1. sebagai sarana untuk meningkatkan taqwa kepada Allah SWT (QS. 2 : 183, 187),
2. ada dampak positif bagi kesehatan baik jasmani maupun rohani (QS. 2 : 184),
3. sebagai sarana mencari hidup, kebenaran, penghambaan yang hakiki Allah SWT,
4. sebagai tempat menuai pahala, kebaikan, dan ampunan yang diriwayatkan dari Abi Sa’id Al Khudry Ra bahwasanya Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “tidaklah berpuasa seorang hamba selama satu hari fisabilillah melainkan Allah SWT akan menjauhkan diri orang itu dari api neraka selama tujuh puluh tahun” (HR. Jama’ah kecuali Abu Daud)
5. untuk mendapatkan syafa’at dari-Nya,
sebab dengan syafa’at Allah tersebut, nanti pada hari kiamat, puasa akan menggunakan haknya untuk menolong orang-orang yang mengerjakannya seperti yang diriwayatkan dari Abdullah bin Amir Ra, bahwa Rasulullah bersabda yang artinya: “Puasa dan Alqur’an itu akan memberi syafa’at bagi seorang hamba di hari kiamat. Berkata puasa: Ya Tuhan, aku menyebabkan dia menahankan makan dan syahwatnya di siang hari, maka berilah aku izin utnuk memberi syafa’at untuknya dan berkata Alqur’an: Aku mencegah dia tidur di malam harinya karenanya izinkanlah aku memberi syafa’at untuknya”. Maka syafa’at keduanya diterima oleh Allah” (HR. Ahmad dengan sanad yang shahih),
6. ganjaran puasa yang tidak terbatas,
puasa itu adalah untuk Allah SWT dan dialah yang memberi ganjarannya. Diriwayatkan dari Abu Hurairah Ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Allah Azza wa Jalla berfirman: Semua amalan manusia untuk dirinya, kecuali puasa, maka ia adalah untuk-Ku, dan Akulah yang memberinya ganjaran. Dan puasa itu merupakan benteng (perisai), maka ketika datang saat berpuasa, janganlah kamu berkata kotor, berteriak-teriak, mencaci maki. Seandainya dicaci oelh seseorang unutk berkelahi hendaklah ia menjawab: Saya ini sedang berpuasa sebanyak dua kali. Demi Tuhan yang nyawa Muhammad ada di tangan-Nya, bau mulut orang berpuasa itu akan mendaoat dua kegembiraaan yang menyenangkan hati. Pada saat berbua, ia akan bergembira dengan berbuka itu, dan di saat mereka bertemu dengan Tuhannya, ia akan bergembira karena puasa itu” (HR. Ahmad, Muslim, dan Nasa’i),
7. Disiapkan tempat khusus di akhirat,
Adapun amalan-amalan yang dianjurkan pada bulan Ramadhan adalah: Qiyamul lail (sholat tarawih dan sholat witir), i’tikaf (10 hari terakhir berdiam diri di masjid tanpa keluar), memburu lailatul qadar, banyak berdo’a, tidak melakukan hal-hal yang bisa mengurangi pahala puasa, bersiwak, giat membaca Alqur’an, memperbanyak sedekah dan beramal kebajikan.
Sangat tidak berharap jika puasa kita tanpa prestasi apapun, baik dihadapan Allah SWT maupun aktivitas sehari-hari. Kelemahan fisik orang berpuasa diharapkan bisa menumbuhkan ide-ide kreatif tentang segala bidang. Kemandirian dalam menghadapi ujian, sabar untuk meraih cita-cita. Istiqomah dalam menjalankan ibadah.
Semoga kita menjalankan Islam ini secara kaffah sekaligus prestasi yang terbaik. Da’wah Islam akan terhambat jika salah satu komponen tidak berprestasi.


Selamat Menjalankan Ibadah Puasa

0 komentar: