Jumat, 19 Juni 2009

Mari Memulai Dari Sini Dari Mentoring

"Hari ini manusia kehilangan eksistensi, cita-cita tanpa orientasi, visi tanpa idiologi, raga bergerak tanpa jiwa tanpa rasa, menapaki hari-hari dengan payah yang kian bertambah, dunia menguasai jiwa, kemuliaan luluh bersama tetes-tetes peluh kehinaan, manusia jatuh pada lembah nadir kenistaan, dan kematian hati kian mendekat, dan kemuliaan jiwa kian sulit mendekat, sebuah seruan harus dilantunkan untuk kembalikan kehormatan diri, umat dan agama yang lama tercabik dihinakan, seruan yang tetap lantang dikobarkan."

Syair diatas mungkin menjadi gambaran kondisi kita dan kondisi umat islam pada umumnya. Sebuah kondisi yang diakibatkan oleh gencarnya perang pemikiran dan peradaban, karena sejak dulu musuh-musuh islam telah sadar, bahwa suatu hal yang sangat sulit untuk memindahkan keyakinan umat islam kepada keyakinan mereka. Sehingga merekapun berkesimpulan bahwa tidak penting mengalihkan keyakinan umat islam, tapi yang jauh lebih fundamental adalah mencabut rasa bangga sebagai seorang muslim dari setiap diri umat islam, khususnya generasi mudanya. Sehingga mereka kehilangan kepercayaan diri dan merasa rendah diri untuk memunculkan ajaran agamanya dalam perilaku dan kehidupan sehari-hari. Sehingga perlu adanya sarana pembinaan keislaman dan pola pembiasaan dalam menjalankan ajaran islam dalam kehidupan sehari-hari, dan mentoring mencoba menawarkan itu semua.

Keberadaan kampus memberi kontribusi yang sangat berarti bagi kemajuan suatu bangsa. Dari sinilah lahir pemimpin masa depan yang kelak memegang tonggak kepemimpinan dua puluh sampai tiga puluh tahun kedepan. Kondisi bangsa pada saat itu tercermin dari kondisi pemuda, khususnya mahasiswa pada saat ini. Peran strategis mahasiswa antara lain sebagai:Moral force, Iron stock, Agent of change, Social control. Keempat aspek tersebut merupakan gambaran umum bagaimana semestinya peran mahasiswa dalam menghadirkan bangsa besar dan disegani. Mentoring merupakan bentuk pembinaan yang sangat efektif untuk membina mahasiswa, khususnya mahasiswa muslim ITS untuk menjadi mahasiswa yang memenuhi kriteria diatas.

Tantangan glogal harus dijawab dan dihadapi secara bijak, karena tidak jarang hal ini berujung pada hilangnya jati diri dan kebanggaan sebagai anak bangsa yang beradab dan mempunyai budaya orisinil. Ini terlihat dari sifat generasi bangsa ini yang begitu mudah terjerumus dilembah kehinaan, seperti pergaulan bebas (free sex) , narkoba dan tindakan amoral lainnya yang berujung pada hilangnya masa depan, dan secara kumulatif semakin melumpuhkan keperkasaan negeri zamrud khatulistiwa ini. Untuk itu, diperlukan pola pembinaan yang massif untuk mencegah hal tersebut, dan mentoring adalah salah satu sarana itu.

Program mentoring merupakan bentuk asistensi perkuliahan Agama Islam dan telah menjadi program birokrat ITS sebagai sarana pembinaan dalam membentuk karakter mahasiswa (Character Building) sebagai tindak lanjut (follow up) dari program pelatihan ESQ bagi seluruh mahasiswa baru ITS. Telah disepakati oleh dosen agama, para pembina mentor dan TPKI, bahwa 20% nilai perkuliahan agama islam adalah diambil dari mentoring. Namun perlu dicatat bahwa tujuan mengikuti mentoring bukanlah semata-mata untuk memperoleh nilai agama, tapi lebih pada dalam rangka membina diri untuk mencoba mempelajari islam dan membiasakan berperilaku islami dalam kehidupan sehari-hari.

Allah Berfirman dalam Al Quran Surat Al Ashr ayat 1-3
"Demi masa. Sesungguhnya semua orang adalah dalam keadaan merugi, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal sholeh dan mereka saling menasehati dalam kebenaran dan saling menasehati dalam kesabaran"

Dan Al Quran Surat Ali 'Imron ayat 104
"Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar, mereka itulah orang-orang yang beruntung"

Berikut penjelasan tentang mentoring
- Mentoring Kelompok :
merupakan kegiatan pembinaan terhadap mahasiswa baru secara berkelompok yang dibimbing oleh satu orang mentor dari mahasiswa lama. Satu kelompok berjumlah ±10 orang dengan intensitas pertemuan sekali dalam satu pekan selama ± 2 jam dalam setiap pertemuan. Kegiatan ini berlangsung selama satu semester.
- Mentoring Klasikal :
merupakan kegiatan mentoring yang bersifat komunal, mengumpulkan seluruh mahasiswa untuk dibekali materi suplemen yang belum tersampaikan pada saat mentoring kelompok. Contoh : penyuluhan narkoba dll.
- Kegiatan tambahan bisa berupa tafakur alam (outbond), malam bina iman dan taqwa(mabit) atau kegiatan lain yang menjadi kreatifitas mentor-mentor. Dengan catatan bahwa semua kegiatan tersebut harus dikoordinasikan dan seijin Badan Pelaksana Mentoring.
Adapun tujuan dari mentoring adalah:
1. Meningkatkan pemahaman mahasiswa muslim terhadap nilai-nilai ajaran Islam.
2. Meningkatkan pengamalan nilai -nilai Islam dalam perilaku keseharian sebagai wujud kepribadian muslim.
3. Menjadi gerbang moral mahasiswa dalam membentuk kampus yang berakhlak mulia.
4. Menumbuhkan pemikiran ilmiah serta memberikan pemahaman akan potensi mahasiswa yang dapat diabdikan pada masyarakat, bangsa dan negara.
5. Membentuk kedewasaan berpikir akan pentingnya peran dan fungsi mahasiswa
6. Mengarahkan pola pikir kepada wawasan keislaman dan nilai-nilai Islam yang moderat dan toleran.
7. Menumbuhkan semangat persaudaran (ukhuwah) kepada mahasiswa sehingga tercipta kehidupan yang harmonis.
8. Memberantas buta baca al Qur’an.


Seiring dengan berjalanya proses mentoring, kami dari penguruspun selalu berbenah, kendala teknis terkait keterlambatan pengumpulan nilai, dan format penilaian yang belum bagus telah coba kami benahi, dan Alhamdulillah pada mentoring semester kemarin kami bisa mengumpulkan tepat waktu dengan format yang cukup baik sehingga dosen agama sudah tidak kesulitan dalam menginput nilai mentoring. Alhamdulillah kami juga bisa menghadirkan wajah buku mentoring yang baru, walaupun masih banyak kekurangan dan mungkin belum mengakomodasi keinginan berbagai pihak, untuk itu kritik dan saran yang membangun kami sangat harapkan dari berbagai pihak. Karena kami sadar, bahwa kami sebagai pengelola juga sedang belajar bagaimana bekerja secara professional. Semoga sedikit kontribusi ini bernilai ibadah dihadapan Allah, amiin…wallahu ‘alam bishawab.

Muammar Kadhafi
T. Kelautan 2005
Direktur Badan Pelaksana Mentoring JMMI TPK Islam ITS 08/09